Ulamatiga negara ini dapat menjadi motor penggerak bagi pertemuan ulama ini yang lebih luas," ujarnya. Di pertemuan tersebut, Wapres mengungkapkan pentingnya peran Ulama sebagai pewaris Nabi "Warasatul Anbiya", untuk terus mempromosikan nilai-nilai universal Islam sebagai pembawa rahmat semesta alam. RasulullahS.A.W. Islam telah mengiktiraf ulama sebagai pewaris para nabi sepertimana yang terdapat di dalam sebuah hadis: Sabda Rasulullah S.A.W. yang bermaksud: "Sesungguhnya ulama itu adalah pewaris para nabi. Para nabi tidak mewariskan dinar dan dirham. Mereka hanya mewariskan ilmu. Maka barangsiapa yang mengambil (warisan ilmu) tersebut ia MariKita Mengenal Ciri-Ciri Pewaris Nabi SAW a) Mencontohi Nabi SAW pada perbuatan, kelakuan dan adab budi pekerti Baganda SAW sehingga mewarnai hidup mereka. Berjumpa dengan mereka seolah-olah berjumpa dengan Nabi SAW; Ulamaadalah pewaris para nabi #habibsolehtangul #ulama #cintaulama #fyp. suara asli - xyzsyif. 0 0 Share. xyzsyif4aaa_ xyzsyif ยท 5-26 Follow. 0 comment. Log in to comment. Recommended videos. Get app. 6 Sebagai pewaris Nabi. Sebagai pewaris Nabi, biasanya memiliki silsilah atau keturunan kuat dan hanya diketahui diantara sesama Mursyid, sehingga ilmu ini terjamin kesahihannya, selalu diturunkan antara mursyid yang satu dengan penerusnya dan itu dijamin tetap ada sepeninggal Nabi Muhammad SAW atau hingga akhir zaman. 7. Memiliki karomah. Jadikalau ulama udah bisa jadi pewaris Nabi, dalam artian seperti yang kita bahas sebelumnya, maka dia juga bisa disebut sebagai hujjah Allah. Yang artinya, seluruh perilakunya atau tutur katanya harus didasarkan pada hukum kasih sayang, harus bener-bener mengejawantahkan sifat Allah yang rahman-rahim dan rahmatan li al-alamin. Adasuatu anggapan dari sebagian orang bahwa ulama dicirikan oleh sebatas penampilan luar, gelar, atau retorika berkelakar. Bila dicermati, anggapan semacam ini dapat mempermurah harga "ulama". Darihadis Nabi kita menemukan kata itu dalam kalimat : "Al-ulama waratsatul anbiya". (Ulama itu pewaris para Nabi). Ada banyak predikat yang ditujukan kepada ulama. Tanda-tanda Ulama. Bagaimana kita mengetahui bahwa seseorang bisa dianggap atau disebut ulama? Apa ciri-cirinya? Habib Abdullah Al-Haddad, dalam kitabnya yang sangat KedudukanUlama secara sosial, politik, keagaamaan dalam Islam sangat tinggi karena menjadi pewaris nabi, bahkan Allah mengangkat derajat mereka. Karenanya, ketika anda mengetahui ada seseorang dengan ciri-ciri ULAMA, maka sepatutnya anda menghormati, mengikuti bimbingan nasehat mereka. Ciriciri Ulama Pewaris Nabi Ibnu Abbas berkata : Ulama' ialah orang-orang yang mengetahui bahawa sesungguhnya Allah Maha Berkuasa atas setiap sesuatu. Dan tambahnya lagi : Orang alim tentang Allah Maha Penyayang ialah orang yang tidak melakukan syirik dengan Allah sesuatu pun serta dia menghalalkan apa yang dihalalkan dan mengharamkan apa dqfCmN. JAKARTA - Ulama adalah rujukan bagi umat Islam sebagai tempat belajar dan bertanya tentang kehidupan di dunia, khususnya persoalan agama. Ulama dinilai sebagai orang yang mempuni untuk menjawab per soalan-persoalan menyangkut aga ma. Ulama merupakan pewaris para nabi. Sosoknya sangat tepat untuk menjadi tumpuan menyampaikan pertanyaan seputar agama. Ia sebagai perantara antara Allah sebagai Pencipta dengan yang dicipta, yakni manusia. Ustaz Mizan Qudsiyah dalam kajian Sabtu Masjid Nurul Iman, Blok M Square, Jakarta Selatan, belum lama ini, dengan tema "Ulama Pewaris Para Nabi" men jelas kan tentang hal tersebut. Ia meng ungkapkan, keutamaan-keutamaan para ulama pewaris nabi. Menurut Ustaz Mizan, umat Islam perlu mengetahui keutamaan para ulama serta kelebihannya, sehingga di sebut pewaris para nabi. Ia mengatakan, Allah menjadikan ulama saksi dalam persaksian yang paling besar yaitu syahadat. Hal tersebut tertuang dalam surah Ali Imron ayat 18 yang berbunyi, "Allah menyatakan bahwasanya tidak ada tuhan melainkan Dia yang berhak disembah, yang menegakkan keadilan. Para mala ikat dan orang-orang yang berilmu juga menyatakan yang demikian itu. Tak ada tuhan melainkan Dia yang berhak di sembah, Yang Maha Perkasa lagi Maha bijaksana". "Maka ayat ini menunjukkan inilah keutamaan ulama pewaris para nabi," ujar Ustaz Mizan. Selain perlunya mengetahui keutamaan ulama, umat Islam juga harus mengetahui sifat-sifat ulama pewaris nabi. Dengan demikian, tidak sembarang mengklaim seseorang sebagai ulama. Ustaz Mizan mengungkapkan, sifat ula ma pewaris para nabi antara lain mereka mengetahui bahwa dunia ini hina se dang kan akhirat adalah yang paling mulia. Ustaz Mizan menggambarkan nilai du nia wi lebih ringan daripada sayap nyamuk. Karena itu, para ulama pewaris nabi menyadari hal tersebut, sehingga kepen tingan akhirat lebih penting daripada dunia. Kendati demikian, kata dia, Allah juga menyebutkan, sifat manusia lebih mementingkan kepentingan dunia. Hal tersebut yang membuat tak semba rangan orang bisa melihat bahwa ke pen tingan akhirat lebih berharga diban dingkan dunia. Hanya mereka ulama yang mampu memiliki pandangan tersebut. Ulama pewaris nabi akan tidak se lalu bertentangan antara ucapan dan perbuatannya. Sifat ulama pewaris para nabi lain nya, yaitu mereka akan selalu menjaga jarak dengan penguasa zalim. Meskipun demikian, mereka tidak meninggalkan sepenuhnya penguasa tersebut. "Mereka tetap menasihati ," ujarnya. Ulama pewaris nabi juga tidak akan ter gesa-gesa mengeluarkan fatwa. Me reka tidak akan mengeluarkan fatwa tersebut kecuali jelas kebenarannya. Se lain itu, mereka memiliki sifat selalu meng ikuti para sahabat, tabiin, salafus shalih, dan mengindari bid'ah. "Ini sifat ulama waratsatul anbiya'. Maka kalau ada yang bisa bid'ah ini bukan ulama, bukan pengikut rasul," kata Ustaz Mizan menegaskan. Dalam kesempatan tersebut, Ustaz Mizan juga mengungkapkan keutamaan ulama pewaris nabi yang disebutkan da lam Alquran surah Saba' ayat 6. Ayat ter sebut berbunyi, "Dan orang-orang yang di beri ilmu ahli kitab berpendapat bah wa wahyu yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu itulah yang benar dan menunjuki manusia kepada jalan Tuhan Yang Mahaperkasa lagi Mahaterpuji". Kalimat "orang-orang yang diberi ilmu" di ayat tersebut, kata Ustaz Mizan, merupakan penjelasan keutamaan para ulama di dalam Alquran. Mereka disebut sebagai orang yang berilmu. Sedangkan ilmu sendiri adalah pembimbing manu sia menuju kebenaran hidup. Karena itu, Allah meminta agar ma nusia mencari ilmu kepada orang-orang yang berilmu. Perintah tersebut tertuang dalam surah an-Nahl ayat 43 yang ber bunyi, "Dan Kami tidak mengutus sebe lum kamu, kecuali orang-orang lelaki yang Kami beri wahyu kepada mereka; maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui." Orang yang menuntut ilmu juga akan selalu dinaungi para malaikat. Oleh se bab itu, Ustaz Mizan menganjurkan ke pada umat Islam untuk terus menuntut ilmu kepada para ulama pewaris nabi. Di samping sebagai perantara antara diri-Nya dengan hamba-hamba-Nya, dengan rahmat dan pertolongan-Nya, Allah Subhanahu wa Ta'ala juga menjadikan para ulama sebagai pewaris perbendaharaan ilmu agama. Sehingga, ilmu syariat terus terpelihara kemurniannya sebagaimana awalnya. Oleh karena itu, kematian salah seorang dari mereka mengakibatkan terbukanya fitnah besar bagi muslimin. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam mengisyaratkan hal ini dalam sabdanya yang diriwayatkan Abdullah bin Amr ibnul Ash, katanya Aku mendengar Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda ุฅูู†ู‘ูŽ ุงู„ู„ู‡ูŽ ู„ุงูŽ ูŠูŽู‚ู’ุจูุถู ุงู„ู’ุนูู„ู’ู…ูŽ ุงู†ู’ุชูุฒูŽุงุนุงู‹ ูŠูŽู†ู’ุชูŽุฒูุนูู‡ู ู…ูู†ูŽ ุงู„ู’ุนูุจุงูŽุฏูุŒ ูˆูŽู„ูŽูƒูู†ู’ ุจูู‚ูŽุจู’ุถู ุงู„ู’ุนูู„ูŽู…ุงูŽุกู. ุญูŽุชู‘ูŽู‰ ุฅูุฐูŽุง ู„ูŽู…ู’ ูŠูุจู’ู‚ู ุนุงูŽู„ูู…ุงู‹ ุงุชู‘ูŽุฎูŽุฐูŽ ุงู„ู†ู‘ูŽุงุณู ุฑูุคููˆู’ุณุงู‹ ุฌูู‡ู‘ูŽุงู„ุงู‹ ููŽุณูุฃูู„ููˆุง ููŽุฃูŽูู’ุชูŽูˆู’ุง ุจูุบูŽูŠู’ุฑู ุนูู„ู’ู…ู ููŽุถูŽู„ู‘ููˆุง ูˆูŽุฃูŽุถูŽู„ู‘ููˆุง โ€œSesungguhnya Allah tidak mencabut ilmu dengan mencabutnya dari hamba-hamba. Akan tetapi Dia mencabutnya dengan diwafatkannya para ulama sehingga jika Allah tidak menyisakan seorang alim pun, maka orang-orang mengangkat pemimpin dari kalangan orang-orang bodoh. Kemudian mereka ditanya, mereka pun berfatwa tanpa dasar ilmu. Mereka sesat dan menyesatkan.โ€ HR. Al-Bukhari no. 100 dan Muslim no. 2673 Ibnu Rajab Al-Hambali rahimahullah mengatakan Asy-Syaโ€™bi berkata โ€œTidak akan terjadi hari kiamat sampai ilmu menjadi satu bentuk kejahilan dan kejahilan itu merupakan suatu ilmu. Ini semua termasuk dari terbaliknya gambaran kebenaran kenyataan di akhir zaman dan terbaliknya semua urusan.โ€ Di dalam Shahih Al-Hakim diriwayatkan dari Abdullah bin Amr secara marfuโ€™ riwayatnya sampai kepada Rasulullah โ€œSesungguhnya termasuk tanda-tanda datangnya hari kiamat adalah direndahkannya para ulama dan diangkatnya orang jahat.โ€ Jamiโ€™ul Ulum wal Hikam, hal. 60 Meninggalnya seorang yang alim akan menimbulkan bahaya bagi umat. Keadaan ini menunjukkan keberadaan ulama di tengah kaum muslimin akan mendatangkan rahmat dan barakah dari Allah Subhanahu wa Ta'ala. Terlebih Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam mengistilahkan mereka dalam sebuah sabdanya ู…ูŽูุงูŽุชููŠู’ุญู ู„ูู„ูุฎูŽูŠู’ุฑู ูˆูŽู…ูŽุบุงูŽู„ููŠู’ู‚ู ู„ูู„ุดู‘ูŽุฑู‘ู โ€œSebagai kunci-kunci untuk membuka segala kebaikan dan sebagai penutup segala bentuk kejahatan.โ€ Kita telah mengetahui bagaimana kedudukan mereka dalam kehidupan kaum muslimin dan dalam perjalanan kaum muslimin menuju Rabb mereka. Semua ini disebabkan mereka sebagai satu-satunya pewaris para nabi sedangkan para nabi tidak mewariskan sesuatu melainkan ilmu. Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih Al-โ€™Utsaimin rahimahullah mengatakan โ€œIlmu merupakan warisan para nabi dan para nabi tidak mewariskan dirham dan tidak pula dinar, akan tetapi yang mereka wariskan adalah ilmu. Barangsiapa yang mengambil warisan ilmu tersebut, sungguh dia telah mengambil bagian yang banyak dari warisan para nabi tersebut. Dan engkau sekarang berada pada kurun abad, red ke-15, jika engkau termasuk dari ahli ilmu engkau telah mewarisi dari Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam dan ini termasuk dari keutamaan-keutamaan yang paling besar.โ€ Kitabul Ilmi, hal. 16 Dari sini kita ketahui bahwa para ulama itu adalah orang-orang pilihan. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman ุซูู…ู‘ูŽ ุฃูŽูˆู’ุฑูŽุซู’ู†ุงูŽ ุงู„ู’ูƒูุชุงูŽุจูŽ ุงู„ู‘ูŽุฐููŠู’ู†ูŽ ุงุตู’ุทูŽููŽูŠู’ู†ุงูŽ ู…ูู†ู’ ุนูุจุงูŽุฏูู†ุงูŽ โ€œKemudian kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih di antara hamba-hamba kami.โ€ Fathir 32 Ibnu Katsir rahimahullah menyatakan Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman โ€œKemudian Kami menjadikan orang-orang yang menegakkan mengamalkan Al-Kitab Al-Quran yang agung sebagai pembenar terhadap kitab-kitab yang terdahulu yaitu orang-orang yang Kami pilih di antara hamba-hamba Kami, mereka adalah dari umat ini.โ€ Tafsir Ibnu Katsir, 3/577 Al-Hafidz Ibnu Hajar rahimahullah mengatakan โ€œAyat ini sebagai syahid penguat terhadap hadits yang berbunyi Al-โ€™Ulama waratsatil anbiya ulama adalah pewaris para nabi.โ€ Fathul Bari, 1/83 Al-Imam Asy-Syaukani rahimahullah mengatakan Maknanya adalah โ€œKami telah mewariskan kepada orang-orang yang telah Kami pilih dari hamba-hamba Kami yaitu Al-Kitab Al-Qurโ€™an. Dan Kami telah tentukan dengan cara mewariskan kitab ini kepada para ulama dari umat engkau wahai Muhammad yang telah Kami turunkan kepadamuโ€ฆ dan tidak ada keraguan bahwa ulama umat ini adalah para shahabat dan orang-orang setelah mereka. Sungguh Allah Subhanahu wa Ta'ala telah memuliakan mereka atas seluruh hamba dan Allah Subhanahu wa Ta'ala menjadikan mereka sebagai umat di tengah-tengah agar mereka menjadi saksi atas sekalian manusia, mereka mendapat kemuliaan demikian karena mereka umat nabi yang terbaik dan sayyid bani Adam.โ€ Fathul Qadir, hal. 1418 Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda ุฅู† ุงู„ู’ุนูู„ูู…ูŽุงุกู ูˆูŽุฑูŽุซูŽุฉู ุงู’ู„ุฃูŽู†ู’ุจููŠูŽุงุกูุŒ ุฅูู†ู‘ูŽ ุงู’ู„ุฃูŽู†ู’ุจููŠุงูŽุกูŽ ู„ูŽู…ู’ ูŠููˆูŽุฑู‘ูุซููˆู’ุง ุฏููŠู’ู†ุงูŽุฑู‹ุง ูˆูŽู„ุงูŽ ุฏูุฑู’ู‡ูŽู…ุงู‹ ุฅูู†ู‘ูŽู…ูŽุง ูˆูŽุฑู‘ูŽุซููˆู’ุง ุงู„ู’ุนูู„ู’ู…ูŽ ููŽู…ูŽู†ู’ ุฃูŽุฎูŽุฐูŽ ุจูู‡ู ููŽู‚ูŽุฏู’ ุฃูŽุฎูŽุฐูŽ ุจูุญูŽุธู‘ู ูˆูŽุงููุฑู โ€œSesungguhnya ulama adalah pewaris para nabi. Sungguh para nabi tidak mewariskan dinar dan dirham. Sungguh mereka hanya mewariskan ilmu maka barangsiapa mengambil warisan tersebut ia telah mengambil bagian yang banyak.โ€ Hadits ini diriwayatkan Al-Imam At-Tirmidzi di dalam Sunan beliau no. 2681, Ahmad di dalam Musnad-nya 5/169, Ad-Darimi di dalam Sunan-nya 1/98, Abu Dawud no. 3641, Ibnu Majah di dalam Muqaddimahnya dan dishahihkan oleh Al-Hakim dan Ibnu Hibban. Asy-Syaikh Al-Albani rahimahullah mengatakan โ€œHaditsnya shahih.โ€ Lihat kitab Shahih Sunan Abu Dawud no. 3096, Shahih Sunan At-Tirmidzi no. 2159, Shahih Sunan Ibnu Majah no. 182, dan Shahih At-Targhib, 1/33/68 Asy-Syaikh Zaid bin Muhammad bin Hadi Al-Madkhali mengatakan โ€œKebijaksanaan Allah atas makhluk-Nya dan kekuasaan-Nya yang mutlak atas mereka. Maka barang siapa yang mendapat hidayah maka itu wujud fadhilah keutamaan dari Allah dan bentuk rahmat-Nya. Barangsiapa yang menjadi tersesat, maka itu dengan keadilan Allah dan hikmah-Nya atas orang tersebut. Sungguh para pengikut nabi dan rasul menyeru pula sebagaimana seruan mereka. Mereka itulah para ulama dan orang-orang yang beramal shalih pada setiap zaman dan tempat, sebab mereka adalah pewaris ilmu para nabi dan orang-orang yang berpegang dengan sunnah-sunnah mereka. Sungguh Allah telah menegakkan hujjah melalui mereka atas setiap umat dan suatu kaum dan Allah merahmati dengan mereka suatu kaum dan umat. Mereka pantas mendapatkan pujian yang baik dari generasi yang datang sesudah mereka dan ucapan-ucapan yang penuh dengan kejujuran dan doa-doa yang barakah atas perjuangan dan pengorbanan mereka. Semoga Allah melimpahkan rahmat-Nya atas mereka dan semoga mereka mendapatkan balasan yang lebih dan derajat yang tinggi.โ€ Al-Manhaj Al-Qawim fi At-Taassi bi Ar-Rasul Al-Karim hal. 15 Asy-Syaikh Shalih Fauzan mengatakan โ€œKita wajib memuliakan ulama muslimin karena mereka adalah pewaris para nabi, maka meremehkan mereka termasuk meremehkan kedudukan dan warisan yang mereka ambil dari Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam serta meremehkan ilmu yang mereka bawa. Barangsiapa terjatuh dalam perbuatan ini tentu mereka akan lebih meremehkan kaum muslimin. Ulama adalah orang yang wajib kita hormati karena kedudukan mereka di tengah-tengah umat dan tugas yang mereka emban untuk kemaslahatan Islam dan muslimin. Kalau mereka tidak mempercayai ulama, lalu kepada siapa mereka percaya. Kalau kepercayaan telah menghilang dari ulama, lalu kepada siapa kaum muslimin mengembalikan semua problem hidup mereka dan untuk menjelaskan hukum-hukum syariat, maka di saat itulah akan terjadi kebimbangan dan terjadinya huru-hara.โ€ Al-Ajwibah Al-Mufidah, hal. 140 Wallahu aโ€™lam. Artikel